![]() |
Sendawar dari atas Kamis (12/9/2019) |
Selain itu kabut asap juga membatasi jarak pandang di jalan umum, beberapa warga atau pengendara sepeda motor mengeluh karena membuat mata perih dan berair,
“Ini kabut asap semakin tebal, sejak pagi tadi saya turun ke kantor, mata terasa perih dan berair. “ kata Irfan warga Barong Tongkok, siang tadi.
![]() |
namun sangat berdampak terhadap kesehatan, khususnya anak-anak.
"orangtua saja terasa perih di mata dan bernafas seperti terganggu,apalagi anak-anak. Kami khuatir anak-anak menjadi sakit". Ujarnya lagi.
Ia berharap permeritah segera mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mengatasi kabut asap akibat kebakaran hutan serta dampaknya.
"Seperti mengatur jam masuk sekolah agar masuk siang atau lainnya, karena kabut asap tebal biasanya dipagi hari, hingga siang," Tandasnya.
Rustam (34) warga kampung sumber sari juga mengaku agak sulit bernafas karena kabut asap yang semakin tebal dan menutupi kota Sendawar.
"Tentu hal ini menganggu aktivitas warga keluar rumah. Saya khawatir dampak kesehatan bagi saya dan keluarga. Saya dengar-dengar ada beberapa warga yang sudah terkena ragang tenggorokan dan lainnya, akibat kabut asap", ujarnya.
Menurut dia asap semakin tebal karena sudah beberapa hari ini tidak turun hujan, dan banyaknya lahan gambut disana.
Sumber: redaksi.